#2 Momok Masak


Selama puluhan tahun hidup di Indonesia, sejak lahir hingga menjadi orang tua sekarang ini, Saya hampir tidak pernah memasak. Ketika kecil, Saya selalu dimanjakan dengan masakan jadi, entah beli di warung atau masakan orang tua. Yah, apalagi kalau tinggal di kota yang padat penduduk, makanan gampang dibeli di manapun dengan harga yang terkadang jauh lebih terjangkau daripada masak sendiri.

Bagi Saya, memasak adalah tugas Ibu atau orang yang lebih tua. Anak kecil tidak wajib memasak. Ketika membantu di dapur pun jarang sekali pujian yang didapatkan anak-anak sehingga pada akhirnya mereka tidak menyukai kegiatan ini.

Masalah datang ketika Saya menikah dan menjadi orang tua. Saya harus belajar memasak secara otodidak yang jujur saja jarang dilakukan. Keberadaan warung makan murah selalu menyelamatkan Saya dan membuat bahan makanan banyak terbuang karena layu, karena lama tidak dimasak.

Itu tadi di Indonesia. Situasi berubah lagi ketika Saya ikut suami merantau ke Melbourne. Kami tidak lagi bisa dengan mudahnya membeli masakan matang, karena kami harus berhemat. Harga masakan jadi selalu lebih mahal puluhan kali lipat dibandingkan masak sendiri. Akhirnya Saya memasak karena "keterpaksaan". Saya belajar karena kondisi yang "tertekan".  Tidak ada lagi tukang bakso atau jajanan lainnya yang biasa keliling kampung. Pada akhirnya Saya belajar membuat main course hingga dessert.

Apakah Saya benar-benar tertekan? Situasinya memang menekan, tapi Saya jalani dengan bahagia. Saya malah sangat gembira saat mengetahui akan memiliki kompor tiga fungsi seperti gambar di atas: stove, grill, dan oven. Akhirnya saya bisa juga praktek bikin kue!! Di Indonesia kue bisa dibeli dengan harga murah dan rasanya juga enak, sangat memanjakan pokoknya. Di perantauan tidak bisa begitu, namun Saya senang karena itu jadi bisa belajar. Saya melihat hal ini sebagai kesempatan emas. Masak tidak akan pernah lagi menjadi momok.

1 comment:

  1. Paling enak emang beli kue di toko atau pasar indonesia. Haha. Udah jadi, murah lagi. Tapi masak juga asyik mba. Jadi inget aku udah lama ga masak kue wekeke. Eh, kuenya apa aja yg khas melbourne?

    ReplyDelete