#4 Imunisasi di Melbourne

Sebelum tiba di Melbourne, Saya sempat bingung perihal imunisasi anak-anak. Kedua anak saya masih balita, sehingga butuh vaksinasi dasar yang dianjurkan oleh Pemerintah Indonesia. Beberapa nakes di Indonesia bilang kalau vaksin yang diberikan akan berbeda. Ada vaksin yang bisa jadi malah tidak diberikan di Australia, tapi kalau di Indonesia malah diwajibkan. Memang betul sih, tapi yang sebenarnya adalah justru vaksinasi di Australia malah lebih beragam.

Anak pertama Saya sudah mendapat imunisasi dasar (program pemerintah) lengkap di Indonesia. Ketika "catatan imunisasi"nya dicocokkan, ada beberapa vaksinasi yang harus dia dapatkan seperti mumps, pnemucocal, meningococcal, dan varicella. Vaksin yang saya sebutkan itu memang terdaftar dalam imunisasi wajib versi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) tahun 2017, namun sepertinya tidak dalam imunisasi dasar versi Pemerintah Indonesia.

Apa sih imunisasi dasar versi pemerintah? Sebenarnya Saya hanya mengikuti panduan dari buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Jenis vaksinasi yang harus anak-anak dapatkan, tercatat jelas di sana. Vaksinasi dasar mudah didapat di PUSKESMAS dan RS Pemerintah dengan harga murah. Di PUSKESMAS yang terdekat dengan rumah kami, biaya sekali vaksin hanya lima ribu rupiah saja. Sementara di RS dan klinik swasta bisa mencapai seratus hingga tiga ratus ribu rupiah.

Vaksin yang belum masuk dalam daftar imunisasi dasar/wajib versi pemerintah agak susah didapat. Kalaupun ada bisa jadi akan dikutip dengan harga tinggi. Selama ini Saya pun hanya diarahkan untuk mendapatkan program imunisasi dasar pemerintah saja. Belum pernah ada dokter / bidan yang menyarankan agar Saya mengambil vaksin tambahan di luar program pemerintah, barangkali karena tidak tersedianya vaksin tersebut di institusi mereka.

Syukurlah Saya berkesempatan tinggal di Melbourne sehingga bisa mendapatkan vaksinasi tambahan untuk anak-anak kami. Bagaimana caranya? Apa yang harus disiapkan? Mudah saja. Jika sudah memiliki buku KIA, bawa saja buku tersebut ke klinik terdekat. Kalau kurang yakin dengan buku KIA, buat catatan imunisasi versi bahasa Inggris dengan lebih rapi dan lengkap, misalnya tambahkan keterangan usia dan tanggal imunisasi diberikan. Apakah perlu tanda tangan dokter / bidan? Tidak usah. Catatan yang rapi dan jelas sudah cukup.

Lalu harus kemana? Pergi ke klinik terdekat. Saya pribadi malah menuju ke klinik kampus tempat suami kuliah, Monash UHS (University Health Services). Tanya ke resepsionis di sana tentang bagaimana caranya supaya kita bisa mendapatkan layanan imunisasi. Nanti mereka akan menulis catatan mengenai vaksinasi apa saja yang sudah didapat dan yang belum. Kemudian mereka akan membuatkan janji temu dengan dokter dan suster yang akan memberikan vaksin. Untuk buku panduan imunisasi versi Pemerintah Australia bisa klik di sini.

Selain ke klinik kampus, bisa juga ke klinik tumbuh kembang anak yang dikelola oleh pemerintah negara bagian. Biasanya ada sejenis POSYANDU keliling terjadwal. Di POSYANDU ini akan diselenggarakan vaksinasi bagi anak-anak. Untuk melihat jadwal POSYANDU di negara bagian Victoria bisa klik link ini.

Gratis / bayar? Sama seperti di Indonesia, jika mendapatkan imunisasi di institusi pemerintah akan disubsidi, namun selain itu harus membayar lebih mahal. Kalau di Melbourne sendiri malah gratis jika melakukannya di POSYANDU keliling, dan setahu Saya di luar itu akan dikutip sekitar AUD100 per vaksin. Mahal ya? Hehe. Tapi syukurlah segala jenis imunisasi ditanggung oleh asuransi sehingga hitungannya tetap ga bayar.

Setelah pemberian vaksin apalagi? Biasanya dokter / suster akan memberitahu kapan kita harus datang lagi untuk vaksinasi selanjutnya. Tentu saja kita sendiri harus aktif mencari informasi soal vaksin tanpa harus dipandu.

Selamat vaksin, selamat hidup sehat.

1 comment:

  1. Keren euyy, lengkap info imunisasi dan vaksinnya. Moga sehat2 terus selama di sana ya mba Dhil. Jadi ga pusing ama tagihan kesehatan. Hehe

    ReplyDelete